Seri Kisah : Seorang Anak Pengembala

Posted by Unknown Rabu, 08 Mei 2013 0 komentar
Pada zaman pemerintahan Umar bin Khattab, ada seorang pemuda yang bekerja sebagai pengembala kambing. Pemuda tersebut adalah seorang hamba sahaya yang amanah dan jujur. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia, dan dia hidup sebatang kara, yatim piatu serta hamba sahaya pula.

Setiap hari pemuda tersebut mendaki bukit bakau dan merentasi padang rumput untuk menghalau kambing-kambing milik majikannya dari satu lembah ke satu lembah lainnya. Dia menjaga kambing-kambing tersebut dengan baik dan amanah seolah-olah kambing kepunyaan sendiri.

Kemudian, suatu hari  Amirul Mukminin Umar bin Khattab ditemani Abdullah bin Dinar berjalan bersama dari Madinah menuju Makkah. Di tengah perjalanan beliau bertemu dengan anak gembala. Lalu timbul dalam hati Khalifah Umar untuk menguji sejauh mana kejujuran dan keamanahan si anak gembala itu. Khalifah Umar pun mendekati pemuda pengembala itu, seraya berkata, "Sungguh banyak kambing yang kamu pelihara, lagi pula sangat bagus dan gemuk-gemuk semuanya. Oleh karena itu kamu juallah kepadaku. Saya menginginkan seekor darinya yang gemuk dan bagus."

Mendengar kata-kata demikian, pengembala tersebut menjawab, "Kambing-kambing ini bukanlah milik saya, tetapi milik majikan saya. Saya hanyalah seorang hamba dan pengembala yang mengambil upah saja."
Umar bin Khattab berkata lagi, ''Katakan saja nanti pada tuanmu, kambing itu dimakan serigala.''

Anak gembala tersebut diam sejenak, ditatapnya wajah Amirul Mukminin, lalu keluar dari bibirnya perkataan yang menggetarkan hati Khalifah Umar, "Dimana Allah? Dimana Allah?” anak itu mengulang-ulang. (Kurang lebih maknanya adalah, ''Jika Tuan menyuruh saya berbohong, lalu di mana Allah? Bukankah Allah Maha Melihat? Apakah Tuan tidak yakin bahwa siksa Allah itu pasti bagi para pendusta?")

Umar bin Khattab adalah seorang khalifah, pemimpin umat yang sangat berwibawa lagi ditakuti, dan tak pernah gentar menghadapi musuh. Akan tetapi, menghadapi anak gembala itu beliau gemetar, kagum, sekaligus bahagia memiliki rakyat yang taat kepada Allah SWT.

Seketika, Umar bin Khattab pun menangis dan mendekap anak itu. Kemudian beliau minta ditunjukan rumah majikannya. Tak lama, Umar bin Khattab membeli anak gembala itu dan kambing-kambingnya dari majikannya. Lalu, ia memerdekakan anak gembala itu dan menghadiahkan seluruh kambing itu sebagai balasan atas sifat amanah dan keimanannya.

Alangkah indahnya suatu negeri, bila penduduknya memiliki iman dan ihsan seperti anak gembala itu. Bila iman dan ihsan menyebar di negeri ini, maka kita akan mendapati peraturan akan dipatuhi, negara akan aman, kemakmuran akan dinikmati, hati penduduk negeri menjadi damai.

Demikian memang jaminan dari Allah SWT di dalam Alquran, ''Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka.'' (Q.S Al-A'raf : 96)

Kisah di atas mencerminkan gambaran pribadi yang jujur dan menjalankan kewajiban dengan disiplin yang kuat. Dia tidak akan berbohong walaupun diiming-imingi keuntungan materi sekalipun. Anak gembala itu walaupun miskin, menghadirkan Allah dalam setiap denyut dan detak kehidupannya. Walaupun miskin dia tidak menjual imannya dengan uang atau harta. Walaupun secara lisan mungkin dia tidak mengucapkan kalimah zikir, tetapi dari tindakannya dia berzikir. Zikir yang sesungguhnya, Selalu mengingat Allah dan selalu menghadirkan Allah.

Adakah kita mengingat keberadaan Allah SWT saat hendak melakukan sesuatu?

Allah memang tidak terlihat secara kasat mata, tapi sesungguhnya Allah selalu melihat semua perbuatan hamba-Nya. Apakah itu kebaikan ataupun keburukan. Sifat jujur dan takwa adalah dua sifat yang tidak dapat dipisahkan.

Karena orang yang bertakwa, pastilah berperilaku jujur. Dan sebaliknya, orang yang berperilaku jujur termasuk golongan orang yang bertakwa.

Sebagaimana firman Allah SWT, ''Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan, janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan, bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.'' (Q.S Al-Maidah : 8)

Betapa sesungguhnya kejujuran adalah salah satu sifat dari hamba Allah yang senantiasa bertakwa. Bahkan, kejujuran dan keadilan itu tidak hanya ditujukan untuk sesama Muslim, tetapi juga kepada kaum yang dibenci sekalipun.

Ketakwaan akan membuka jalan untuk ke surga. Bila kepingan rupiah tidaklah mampu membeli surga, sudah seharusnya kita tidak menjual kejujuran hanya demi materi dunia.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Seri Kisah : Seorang Anak Pengembala
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://downloadmp3books.blogspot.com/2013/05/seri-kisah-seorang-anak-pengembala.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Trik SEO Terbaru support Online Shop Baju Wanita - Original design by Bamz | Copyright of download mp3 songs.