Sifat Yang Dimiliki Oleh Rasulullah SAW
Minggu, 26 Mei 2013
0
komentar
Rasulullah SAW merupakan suri teladan yang baik bagi semua umat manusia. Beliau mempunyai perilaku dan akhlak yang sangat mulia terhadap sesama manusia, khususnya terhadap umatnya tanpa membedakan atau memandang seseorang dari status sosial, warna kulit, suku bangsa atau golongan.
Beliau selalu berbuat baik kepada siapa saja bahkan kepada orang yang menjahatinya. Oleh kerana itu tidak mengherankan bila di dalam Al-Quran, beliau disebut sebagai manusia yang memiliki akhlak yang paling agung. Allah SWT berfirman:
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan banyak mengingat Allah.” (Q.S. Al-Ahzab: 21)
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan banyak mengingat Allah.” (Q.S. Al-Ahzab: 21)
Di dalam buku Michael H. Hart ‘The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History’ meletakkan Rasulullah SAW sebagai manusia paling berpengaruh di dunia di kalangan 100 orang manusia paling berpengaruh di dalam sejarah dunia. Oleh kerana itu pula hendaklah kita mempelajari sifat-sifatnya, yaitu sebagai berikut.
Siddiq
Siddiq artinya benar. Benar adalah suatu sifat yang mulia yang menghiasi akhlak seseorang yang beriman kepada Allah dan kepada perkara-perkara yang ghaib. Ia merupakan sifat pertama yang wajib dimiliki para Nabi dan Rasul yang dikirim Allah ke alam dunia ini.
Pada diri Rasulullah SAW, bukan hanya perkataannya yang benar, tetapi perbuatannya pun benar, yakni sejalan dengan ucapannya. Jadi mustahil bagi Rasulullah SAW itu bersifat pembohong, penipu dan sebagainya.
“Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S. An-Najm : 3-4)
Amanah
Amanah artinya benar-benar dapat dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya (Rasulullah SAW), niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah penduduk Makkah memberi gelaran kepada Nabi Muhammad SAW dengan gelaran ‘Al-Amin’ yang bermaksud ‘dapat dipercaya’, jauh sebelum beliau diangkat menjadi seorang Rasul. Apa pun yang beliau ucapkan, dipercayai dan diyakini penduduk Makkah kerana beliau terkenal sebagai seorang yang tidak pernah berdusta.
“Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku dan pemberi nasihat yang terpercaya kepadamu.” (Q.S. Al-A'raaf : 68)
Ketika Rasulullah SAW ditawari kerajaan, harta, wanita oleh kaum Quraisy agar beliau meninggalkan tugas ilahinya menyiarkan agama Islam, beliau berkata, ”Demi Allah… wahai paman, seandainya mereka dapat meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan tugas suciku, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan (Islam) atau aku hancur karena-Nya.”
Meskipun kaum kafir Quraisy mengancam membunuhnya, namun beliau tidak gentar dan tetap menjalankan amanah yang dia terimanya.
Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Segala firman Allah yang ditujukan bagi umat manusia, disampaikannya oleh beliau. Tidak ada yang disembunyikan meski itu menyinggungnya.
“Agar Dia mengetahui, bahwa rasul-rasul itu sungguh telah menyampaikan risalah Tuhannya, sedang (ilmu-Nya) meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu per persatu.” (Q.S. Al-Jinn : 28)
“Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling, karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum).” (Q.S. 'Abasa : 1-2)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah (Q.S. ‘Abasa : 1) turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta yang datang kepadanya (Rasulullah SAW) seraya berkata: “Berilah petunjuk kepadaku ya Rasulullah.”
Pada saat itu Rasulullah SAW sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap mengahadapi pembesar-pembesar Quraisy. Ummi Maktum berkata: “Apakah yang saya katakan ini mengganggu tuan?”
Rasulullah menjawab: “Tidak.”
Ayat ini (Q.S. ‘Abasa : 1) turun sebagai teguran atas perbuatan Rasulullah saw.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang bersumber dari ‘Aisyah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Ya’la yang bersumber dari Anas.)
Sebetulnya apa yang dilakukan Rasulullah itu menurut standar umum ialah hal yang wajar. Saat sedang berbicara di depan umum atau dengan seseorang, tentu kita tidak suka diinterupsi oleh orang lain. Namun untuk standar Nabi, itu tidak cukup. Oleh karena itulah Allah menegurnya.
Sebagai seorang yang tabligh, meski ayat itu menyindirnya, Nabi Muhammad tetap menyampaikannya kepada kita. Itulah sifat seorang Nabi.
Fathonah
Fathonah artinya cerdas. Mustahil Nabi itu jahlun atau bodoh. Dalam menyampaikan kurang lebih 6.236 ayat Al Qur’an kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits. Semua hal itu membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.
Seorang Nabi harus mampu menjelaskan firman-firman Allah kepada kaumnya sehingga mereka mau masuk ke dalam agama Islam. Dan seorang Nabi pun harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya.
Apalagi Nabi mampu mengatur ummatnya sehingga dari bangsa Arab yang bodoh dan terpecah-belah serta saling perang antar suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan dalam 1 negara yang besar yang dalam 100 tahun melebihi luas Eropa.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Sifat Yang Dimiliki Oleh Rasulullah SAW
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://downloadmp3books.blogspot.com/2013/05/sifat-yang-dimiliki-oleh-rasulullah-saw.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar