Seri Kisah : Kebiasaan Yang Diulang
Senin, 20 Mei 2013
0
komentar
Alkisah, pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat banyak. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.
Setelah semuanya siap dan perangkat memanah sudah di tangannya, sang panglima pun memasuki lapangan dengan penuh percaya diri yang tinggi.
Sesaat kemudian sang panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Shut..shut...shut... anak-anak panah pun tertancap tepat di sasarannya. Rakyat pun bersorak sorai dan bersuit-suit menyaksikan kehebatan sang panglima dalam memanah.
Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.
Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.
Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya di seantero negeri ini. Bagaimana pendapat kalian?"
Semua penonton berteriak memuji, "Hebat..! Hebat..! Hebat..!"
Namun di sela-sela teriakan pujian tersebut, tiba-tiba menyeruak seorang penjual minyak yang sudah tua. Ia menyeletuk keras, "Panglima memang hebat! Tetapi, kepandaian panglima itu hanyalah keahlian yang didapat dari kebiasaan kecil yang dilatih terus-menerus!"
Sontak panglima dan penonton yang tadi meneriakkan puji-pujian memandang dengan tercengang ke arah orang tua penjual minyak tadi. Mereka bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua tersebut. Penjual minyak itu tahu perkataannya barusan mendapat reaksi kurang bersahabat.
"Tunggu sebentar!" ujarnya sambil tiba-tiba beranjak dari tempatnya, lalu mengambil sebuah uang koin kuno yang mempunyai lubang kecil di tengahnya. Koin itu dia letakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Lalu dengan penuh keyakinan, ia mengambil gayung berisi minyak si penjual minyak dan menuangkannya dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi. Tak berapa lama botol guci pun terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!
"Tunggu sebentar!" ujarnya sambil tiba-tiba beranjak dari tempatnya, lalu mengambil sebuah uang koin kuno yang mempunyai lubang kecil di tengahnya. Koin itu dia letakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Lalu dengan penuh keyakinan, ia mengambil gayung berisi minyak si penjual minyak dan menuangkannya dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi. Tak berapa lama botol guci pun terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!
Panglima dan penonyon tercengang. Lalu mendadak bersorak-sorai menyaksikan demonstraksi keahlian tersebut. "Hebat...hebat...luar biasa!" teriak mereka.
Dengan penuh kerendahan hati, si tukang penjual minyak itu membungkukkan badan memberi hormat kepada sang panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."
Dengan penuh kerendahan hati, si tukang penjual minyak itu membungkukkan badan memberi hormat kepada sang panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."
Sang panglima pun manggut-manggut dan membalas salam hormat dari si orang tua penjual minyak.
Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu, kebiasaan adalah kekuatan. Artinya, semakin sering kita melakukan sesuatu hal, maka penguasaan dan keterampilan kita atas hal tersebut pasti akan semakin bagus pula. Apalagi jika kita menjadikannya sebagai kebiasaan, dan dalam menjalankannya ada usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas kemampuan, maka keahlian kita pasti meningkat pula.
Alhasil, sesuatu yang semula tidak bisa kita lakukan, sesuatu yang tampak begitu sulit, akhirnya menjadi mudah bahkan bisa berjalan secara otomatis. Orang lain yang tidak bisa melakukannya akan menganggap keahlian yang diperoleh dari kebiasaan tersebut sebagai sesuatu yang istimewa.
Demikian pula dalam hal mengembangkan diri, kita membutuhkan karakter sukses. Karakter sukses hanya bisa terbentuk melalui kebiasaan-kebiasaan positif seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, menepati janji, tanggung jawab dan lain sebagainya, yang terus menerus dipertahankan dan dikembangkan dari waktu ke waktu secara berkesinambungan.
Alhasil, sesuatu yang semula tidak bisa kita lakukan, sesuatu yang tampak begitu sulit, akhirnya menjadi mudah bahkan bisa berjalan secara otomatis. Orang lain yang tidak bisa melakukannya akan menganggap keahlian yang diperoleh dari kebiasaan tersebut sebagai sesuatu yang istimewa.
Demikian pula dalam hal mengembangkan diri, kita membutuhkan karakter sukses. Karakter sukses hanya bisa terbentuk melalui kebiasaan-kebiasaan positif seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, menepati janji, tanggung jawab dan lain sebagainya, yang terus menerus dipertahankan dan dikembangkan dari waktu ke waktu secara berkesinambungan.
Mari kita pastikan untuk melatih, memelihara dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses, sehingga karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kejayaan di setiap perjuangan kehidupan kita.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Seri Kisah : Kebiasaan Yang Diulang
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://downloadmp3books.blogspot.com/2013/05/seri-kisah-kebiasaan-yang-diulang.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar